Kalimat efektif dan tidak efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang bisa mewakili gagasan
pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/ arti serta tujuannya
seperti yang dimaksud penulis atau pembaca. Kalimat efektif adalah kalimat yang
padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat meyampaikan informasi secara tepat.
·
Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca
·
Singkat, artinya hemat dalam penggunaan kata
·
Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang
berlaku
Ciri-ciri kalimat efektif:
v Kesepadanan
Adalah keseimbangan antara gagasan dan
struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat terlihat dari kesatuan
pokok pikiran suatu kalimat yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Cirri-ciri kesepadanan suatu kalimat adalah:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas
Tidak terdapat subjek yang ganda
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang”
Contoh
:
·
Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini
diwajibkan untuk membayar uang kuliah (salah)
·
Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini
diwajibkan untuk membayar uang kuliah (Benar)
·
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen (salah)
·
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para
dosen
v Kesejajaran
Adalah
kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika yang
pertama memakai verba, bentuk yang kedua juga harus memakai verba. Jika kalimat
pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
·
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya
ke pinggir jalan.
·
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya
ke pinggir jalan.
v Ketegasan
Adalah
suatu penekanan atau penonjolan terhadap suatu ide pokok dari suatu kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat(awal kalimat)
·
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat
membicarakan lagi soal ini.
b. Membuat urutan
kata yang bertahap
·
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c. Melakukan
pengulangan kata (repetisi)
·
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat
mengharukan
d. Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
·
Anak itu bodoh, tetapi pintar
e. Mempergunakan
partikel penegasan seperti: -lah, -pun, dan –kah
·
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
v Kehematan
Adalah
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap perlu saja, tetapi
tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Yang harus diperhatikan dalam penghematan
kata:
Menghilangkan pengulangan subjek
Menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi
kata
Menghindari sinonim dalam satu kalimat
Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
·
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar
bersama di rumahku (salah)
·
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar
bersama di rumahku (benar)
·
Dia mengenakan topi warna hitam (salah)
·
Dia mengenakan topi hitam (benar)
v Kecermatan
Adalah
tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata
·
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah(salah)
·
Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah(benar)
·
Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu
menerima hadiah(benar)
v Kepaduan
Adalah
menggunakan paduan kata supaya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah
Yang
harus diperhatikan dalam kepaduan kalimat yaitu:
Kalimat tidak bertele-tele
Kalimat menggunakan pola aspek+agen+verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif personal
Kalimat tidak perlu menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita
Contoh:
·
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian
kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu
(salah)
·
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang
kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan(benar)
v Kelogisan
Adalah
masuk akal, artinya bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami sesuai
dengan ejaan yang berlaku
·
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara
ini(salah)
·
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini
(benar)
Kalimat
tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki sifat-sifat
yang terdapat pada kalimat efektif. Ada beberapa penyebab mengapa muncul
kalimat tidak efektif, diantaranya:
1.
Struktur kalimat yang tidak kompak
Kalimat yang baik adalah kalimat yang
menggunakan subjek dan predikat secara benar dan kompak. Ketidakjelasan subjek
dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan
dalam, untuk, bagi, di pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek
kalimat. Contoh:
Bagi semua siswa harus memahami uraian berikut
ini.
Dalam
pembahasan ini menyajikan contoh nyata.
Sebagai
contoh dari uraian di atas adalah perkalian di bawah ini
*kalimat
di atas menjadi tidak efektif karena unsurnya tidak lengkap
2. Kalimat
tidak paralel
Keparalelan itu tampak pada jenis kata yang
digunakan sebagai suatu yang parallel dengan memiliki unsur atau jenis kata
yang sama. Contoh:
Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun
laporan, kelengkapan materi yang harus dilampirkan, penggambaran tahap-tahap
kegiatan, dan simpulan hasil pengujian.
*ketidakefektifan
kalimat tersebut karena memfaralelkan jenis kata menyusun, dengan kelengkapan,
penggambaran, dan simpulan. Kalimat tersebut memfaralelkan ‘kegiatan’ sebagai
verba. Misalnya kata menyusun seharusnya berfaralel dengan melampirkan,
menggambarkan, dan menyimpulkan.
3. Kalimat
bertele-tele
Kalimat hemat memiliki cirri kalimat yang
menghindari pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi dan penjamakan kata yang
sudah bermakna jamak. Contoh:
Air raksa ini harus dicampur dengan kain warna
merah
*kalimat
tersebut menggunakan kata bermakna hiponimi yaitu kata warna dan merah (merah
merupakan salah satu warna, sehingga tidak perlu menggunakan kata warna)
4. Kalimat
tidak berpadu
Biasanya terjadi karena salah dalam
menggunakan verba(kata kerja) atau preposisi(kata depan) secara tidak tepat.
Contoh:
Segala usulan yang disampaikan itu kami akan
pertimbangkan
*materi
yang sudah diungkapkan dari pembaca awal akan dibahas kembali pada pertemuan
yang akan datang. Penggunaan kata yang “akan” yang menyelip di antara subjek
dengan predikat pada kalimat menjadikannya tidak efektif.
5. Kalimat
kurang logis
Ketidaklogisan kalimat terjadi karena
pemilihan kata atau ejaan yang salah. Contoh
Untuk mempersingkat waktu, marilah kita
bersama-sama mulai mengerjakan tugas tersebut.
*kalimat
di atas memiliki makna yang tidak mungkin waktu dipersingkat, kecuali acara
yang dipersingkat atau waktu yang dihemat.
6. Kontaminasi
Kontaminasi yang berarti merancukan 2
struktur benar 1 struktur salah. Contoh:
Sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
7. Pleonasme
Artinya berlebihan atau kalimat yang
kata-katanya tumpang-tindih. Contoh:
Agar supaya(agar bersinonim dengan supaya)
Para hadirin(hadirin sudah jamak, tidak perlu
para)
8. Tidak
memiliki subjek
Contoh:
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO)
Buah mangga mengandung vitamin C. (SPO)
9. Adanya
kata depan tidak perlu
Contoh:
Kepada siswa kelas 11 berkumpul di aula
10. Salah
nalar
Contoh:
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak
selalu berada di belakang)
11. Kesalahan
pembentukan kata
Contoh:
Menyampingkan seharusnya mengesampingkan
Mensoal seharusnya menyoal
Sejarawan seharusnya ahli sejarah
12. Pengaruh
bahasa asing
Contoh:
Sebab-sebab daripada perselisihan..(cause of the
quarrel) (kata daripada dihilangkan)
13. Pengaruh
bahasa daerah
Contoh:
….sudah pada hadir (jawa:wis padha teka)
(seharusnya sudah hadir)