Senin, 22 Agustus 2016

MAKALAH AGAMA (WEDA SEBAGAI SUMBER HUKUM AGAMA HINDU)



KATA PENGANTAR

                    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Weda sebagai sumber hukum hindu” Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik.
                    Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki kekurangan dalam makalah ini, sangat kami harapkan. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
 Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.



                                                                                               

                                                                                                                        Penulis



 




DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………….…………………………..ii

BAB I Ü PENDAHULUAN
\§  Latar Belakang…………………………………………………………………………1
§  Rumusan Masalah……………………………………………………………...……..1
§  Tujuan ……………………………………………………………………………...…..1
§  Manfaat…………………………………………………………………………………1

BAB II Ü PEMBAHASAN
§  Pengertian weda………………………………………………………………………2
§  Bahasa dalam weda…………………..………………………………………………2
§  Weda sebagai sumber hukum hindu dilihat dari sudut pandang ………………..2
§  Sumber hukum hindu menurut kitab Manawa dharmasastra……..……………...3

BAB III Ü PENUTUP
§  Kesimpulan ……………………………………………………………………………9
§  Saran …………………………………………………………………………………...9
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………9


Flowchart: Delay: ii
 





BAB I  PENDAHULUAN

@Latar belakang
Hukum Hindu adalah sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Sumber hukum bagi umat hindu adalah kitab suci Veda.
@Rumusan Masalah:
§  Apa pengertian weda?
§  Bahasa apa yang digunakan dalam weda?
§  Jelaskan weda sebagai sumber hukum hindu dilihat dari beberapa sudut pandang!
§  Apa sumber hukum hindu menurut kitab Manawa dharmasastra?
@Tujuan : Untuk memahami tentang pengertian weda sebagai sumber hukum hindu

@Manfaat : Dapat menjadi bahan pembelajaran pendidikan agama hindu khususnya tentang weda sebagai sumber hukum hindu







Flowchart: Delay: 1
 




BAB II  PEMBAHASAN
Pengertian

v   Veda berasal dari bahasa Sanskerta, berasal dari kata “Vid” yang artinya ilmu pengetahuan. Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama
 Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi
Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.

Weda sumber hukum hindu dilihat dari beberapa sudut pandang

1.       Weda sebagai sumber hukum dalam arti sejarah
Sumber hukum hindu dalam arti sejarah adalah sumber hukum hindu yang digunakan oleh para ahli Hindulogi dalam peninjauan dan penulisannya mengenai pertumbuhan serta kejadiannya. Menurut catatan sejarah perkembangan hukum Hindu, dibedakan menjadi:
a.       Pada zaman Krta Yuga berlaku hukum Hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh Manu
b.      Pada zaman Treta Yuga berlaku hukum hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh Gautama
c.       Pada zaman Dwapara Yuga berlaku hukum hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh Samkhalikhita
d.      Pada zaman Kali Yuga berlaku hukum hindu (Manawa Dharmasastra) yang ditulis oleh Parasara
Selanjutnya sejarah pertumbuhan hukum hindu lebih jauh ditandai oleh adanya madzab, yaitu:
1.       Aliran Yajnyawalkya oleh Yajnyawalkya
2.       Aliran Mitaksara oleh Yajnaneswara
3.       Dayabhaga oleh Jimutawahana

2.       Weda sebagai sumber hukum dalam arti sosiologi
Masyarakat adalah kelompok manusia pada daerah tertentu yang telah mempunyai aturan yang melembaga baik berdasarkan tradisi maupun pengaruh-pengaruh baru lainnya. Pemikiran tentang berbagai kaidah hukum tidak terlepas dari pandangan-pandangan masyarakat setempat

3.       Flowchart: Delay: 2Weda sebagai sumber hukum dalam arti formal
Dapat kita lihat susunan sumber hukum dalam arti formal sebagai undang-undang, kebiasaan dan adat, traktat, yurisprudensi, dan pendapat ahli hukum yang terkenal.

4.       Weda sebagai sumber hukum dalam arti filsafat
Sumber hukum dalam arti filsafat merupakas aspek rasional dari agama dan merupakan satu bagian yang tak terpisahkan atau integral dari agama. Filsafat adalah ilmu pikir dan juga merupakan pencairan rasional ke dalam sifat kebenaran yang juga memberikan pemecahan yang jelas dalam mengemukakan permasalahan-permasalahan.
Sumber hukum hindu menurut kitab Manawa dharmasastra

1.       Weda (Sruti).
Dalam ajaran agama Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti.Weda diyakini sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Setelah tulisan ditemukan, para Rsi menuangkan ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.
2.       Smrti (Dharmasastra).
Smrti (Dharmasastra) adalah Weda juga, karena kedudukannya dipersamakan dengan Weda.
3.       Sila (tingkah laku orang suci).
4.       Acara (Sadacara).
Sadacara berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Sat dan Acara. Sat adalah Satya yang berarti kebenaran Weda dan Acara artinya tradisi yang baik.
5.       Atmatusti (Amanastuti).
Atmanastusti adalah tercapainya kepuasan diri dan kebahagiaan rohani baik dalam upacara yadnya maupun dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Implementasi Atmanastusti dalam kehidupan masyarakat Bali, misalnya dalam sebuah paruman desa adat.

@WEDA SRUTI
Weda Sruti adalah kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui pendengaran langsung dari wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kelompok Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang sebenarnya atau weda orisinil. Menurut sifat isinya, weda sruti dibagi menjadi tiga bagian antara lain :
1.        Bagian mantra (Mantra Samhita)
Kitab Mantra atau Mantra Samhita umurnya sangat tua dan merupakan dokumen umat manusia tertulis yang tertua dan masih ada sampai sekarang. Kitab ini ditulis dalam bentuk syair atau prosa liris, bahasanya bahasa Sansekerta Weda. Syair-syair tersebut terkumpul dalam empat himpunan mantra yang masing-masing disebut samhita. Keempat samhita tersebut disebut Catur Weda Samhita yang terdiri dari :
§  Rg. Weda atau Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran-ajaran umum dalam bentuk pujaan. Rg. weda terdiri dari 10.552 mantra, isinya syair-syair pujaaan. Kitab ini merupakan Weda yang tertua dan yang terpenting, isinya terdiri dari 10 mandala.Pendeta penyajinya disebut Hort (Horti). 
§  Flowchart: Delay: 3Sama Weda atau Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran umum mengenai lagu-lagu pujaan atau saman yang dinyanyikan waktu upacara. Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra. Kata sama berarti irama atau melodi. Pendeta penyajinya disebut Udgatr (Udgatri). Sama Weda terdiri dari dua bagian, yaitu :
Ø   Bagian Arcika terdiri dari mantra-mantra pujaan yang bersumber pada Rg. Weda.
Ø   Bagian Uttararcika, yaitu himpunan mantra-mantra yang bersifat tambahan. Kitab ini terdiri dari beberapa buku nyanyian pujaan (gana). Dari kitab-kitab yang ada, yang masih dapat dijumpai antara lain Ranayaniya, Kutama, dan Jaiminiya (Talawakara).
§  Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat doa-doa pujaan atau pokok-pokok yadnya, yang terdiri dari 1.975 mantra. Pendeta penyajinya disebut Adwaryu. Kitab ini terdiri atas dua aliran, yaitu :
Ø  Yajur Weda Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri atas beberapa resensi yaitu Katakhassamhita, Mapisthalakathasamhita, Maitrayamisamhita, dan Taithiriyasamhita (terdiri dari dua aliran, yaitu Apastamba dan Hiranyakesin).
Ø  Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda juga dikenal Wajasaneyi Samhita). Kitab ini terdiri dari dua resensi, yaitu Kanwa dan Madhayandina.
Perbedaan pokok antara kedua Yajur Weda ini terletak pada penggunaan mantra. Mantra pada yajur weda putih diucapkan sebagai doa-doa dalam suatu upacara, sedangkan mantra pada Yajur Weda Hitam menguraikan tentang arti dari upacara itu sendiri.
§  Atharwa Weda atau Atharwa Weda Samhita terdiri dari 5.987 mantra. Diantara mantra-mantra itu banyak yang berbentuk prosa. Isinya adalah tuntunan hidup sehari-hari yang berhubungan dengan hidup keduniawian. Banyak mantranya bersifat magis (Atharwan). Pendeta penyajianya disebut Brahmana. Kitab ini terdiri dari Resensi Saunaka dan Paipplada.

2.       Bagian Brahmana (Karma Kanda)
Kitab-Kitab Brahmana memuat ajaran tentang kewajiban-kewajiban hidup beragama. Kewajiban-kewajiban ini antara lain kewajiban untuk melakukan upacara korban atau yadnya. Setiap Kitab Suci Weda memilki kitab Brahmananya sendiri-sendiri. Kitab Reg Weda memiliki dua buah kitab Brahmana yaitu: Aetareya Brahmana dan Kausitaki Brahmana yang juga disebut Sankhyana Brahmana. Kitab yang pertama terbagi atas 40 bab, sedangkan kitab yang kedua terdiri dari 30 bab. Kitab Sama Weda memiliki beberapa kitab brahmana yaitu: Tandya Brahmana (Panca Wirusa), Sadwirusa Brahmana, Adbhuta Brahmana. Kitab Yajur Weda memiliki dua kitab brahmana yaitu: Taittiriya Brahmana (milik Sukla Yajur Weda). Kitab Atharwa Weda memiliki kitab Gopatha Brahmana.

3.       Bagian Upanisad/Aranyaka (Jnana Kanda)
Flowchart: Delay: 4Kata Upanisad berarti duduk dibawah dekat seorang guru untuk menerima ajaran-ajaran yang bersifat rahasia. Kitab ini merupakan pedoman bagi orang yang sudah melaksanakan Wanasprasta. Kitab ini isinya interpretasi upacara-upacara keagamaan. Kitab ini disebut rahasya Jnana karena isinya bersifat rahasia. Kitab-kitab  Aranyaka yaitu: Aetareya Aranyaka (milik Reg Weda). Tandra Aranyaka (Milik Sama Weda), Satapatha Aranyaka (milik Atharwa Weda). setiap Weda dari Catur Weda memilki kitab Upanisad sebagai berikut:
Ø  Upanisad yang termasuk Reg Weda berjumlah 10 Upanisad yaitu: Aetareya, Kausitaki, Nada-Bindu, Atmaprabedha, Nirwana, Mudgala, Aksamalika, Tripura, Saubhaya, dan Brahwrca Upanisad.
Ø  Upanisad yang termasuk Sama Weda berjumlah 16 Upanisad yaitu: Kena, Chandogya, Aruni, Maitrayani, Maitreyi, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa, Mahat, Sanyasa, Awyakta, Kondika, Sawitri, Rudraksajabala, Darsana dan Jabali Upanisad.
Ø  Upanisad yang termasuk Yajur Weda:
§  Yajur Weda Hitam berjumlah 32 Upanisad: Kanthawali, Taittiriyaka, brahma, Kaiwalya, Swetaswatara, Garbha, Narayana, Amrtabindu, Asartanada, Katagnirudra, Kausika, Sukharahasya, Tejebindu, Dyanabindu, Brahmawidya, Yogatattwa,  Daksinamurti, Skanda, Sariraka, Yoga Sikha, Ekasara, Aksi, Awadhuta, Katha, Rudrahredaya, Yogakundalini, Pancabrahma, Pranagnihotra, Wahara, Kalisandraha, Ratnakhata dan Saraswatirasya Upanisad.
§  Yajur Weda Putih berjumlah 19 Upanisad: Isawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa, Paramahamsa, Subata, Mantrika, Niralambha, Trisikhibrahmana, Turiyatitah, Adwanyataraka, Pinggala, Bhiksu, Adhyatma, Tarasara, Yadnyawalkya, Satyayani, Muktika dan Mandala brahmanaa Upanisad.
Ø  Upanisad yang termasuk Atharwa Weda  Berjumlah 31 Upanisad: Prasna, Mundaka, Mandhuka, Atharwasria, Atharwasikha, Brhaajjabala, Nrsimhatapini, Naradapariwrrjaka, Sita, Mahanarayana, Ramarahasya, Ramatapini, Sandilya, Paramahamsa, Annapurna, Surya, Atma, Pasupata, Parabrahma, Tripuratapini, Dewi, bhawana, Brahma, Ganapati, Mahawakaya, Gopalatapini, Krsna, Hayagriwa, Dattatreya, Garuda, Sarabha.

@WEDA SMRTI
Kitab Weda Smrti adalah kitab yang ditulis berdasarkan ingatan yang bersumber kepada Weda Sruti. Kitab ini dianggap sebagai kitab Hukum Hindu yang didalamnya memuat tentang sariat Hindu yang disebut Dharma. Kerena itu Kitab Smrti ini dinyatakan sebagai Kitab Dharmasastra. Dharma berarti hukum dan Sastra berarti ilmu. Smrti dapat digolongkan kedalam dua kelompok:

1.    Kelompok Wedangga
Dilihat dari arti kata, Wedangga terdiri dari dua kata yaitu Weda adalah Kitab Suci dan Angga artinya badan (batang tubuh). Jadi, Wedangga artinya batang tubuh (badan) Weda. Kitab Wedangga tidak terpisah dari weda, karena isi dan idenya lahir dari Weda. Kitab ini akan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang ada dalam Weda (badan Weda). Kelompok Wedangga terdiri dari 6 bagian yang disebut Sad Wedangga, yang terdiri dari:
*      Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang tata cara yang tepat dalam pengucapan mantra serta tinggi rendahnya tekanan suara. Buku-buku siksa ini disebut Pratisakhya yang dihubungkan dengan berbagai resensi Weda Sruti.
*      Wyakarana (Tata Bahasa)
Wyakarana sebagai suplemen batang tubuh Weda dianggap sangat penting dan menentukan karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran Wyakarana, bersumber pada kitab Pratisakhya.
*      Chanda (Lagu)



Chanda adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Peranan Chanda di dalam sejarah penulisan Weda karena dengan Chanda semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Diantara berbagai jenis kitab Chanda, yang masih terdapat dewasa ini adalah dua buah buku, antara lain Nidana sutra dan Chandra sutra. Kitab terakhir itu dihimpun oleh Bhagawan Pinggala.
*      Nirukta (Sinonim dan Antonym)
Kelompok jenis kitab Nirukta isinya terutama memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda. Kitab tertua dari jenis ini dihimpun oleh Begawan Yaska bernama Nirukta, ditulis pada tahun 800 SM. Kitab ini membahas tiga masalah yaitu:
1.    Naighantukakanda, memuat kata-kata yang sama artinya.
     2.    Naidhamakanda (Aikapadika), memuat kata-kata yang berarti ganda.
     3.    Daiwatakanda menghimpun nama Dewa-Dewa yang ada di angkasa, bumi dan surga.
*      Jyotisa (Astronomi)
Kelompok Jyostisa merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan Yadnya. Isinya yang penting membahas peredaran tata surya, bulan dan benda angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh dalam pelaksanaan Yadnya. Satu-satunya buku Jyotisa yang masih kita jumpai ialah Jyostisa Wedangga yang penulisanyan sendiri tidak dikenal.
*      Kalpa (Ritual)
Kelompok kalpa ini merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan yang terpenting. Kitab kalpa adalah jenis kitab Smrti (Wedangga) yang isinya berhubungan dengan kitab Brahmanda dan kitab-kitab mantra. Kalpa terdiri empat kitab yang kebanyakan isinya berhubungan dengan kitab-kitab Brahmana. Dan hanya sebagian kecil yang berhubungan dengan kitab-kitab mantra.

     2. Kelompok UpaWeda
Upa berarti dekat/sekitar dan Weda dapat diartikan pengetahuan suci/kitab suci. Upa Weda juga diartikan sebagai weda yang lebih kecil. Kitab Upa Weda memiliki fungsi sama pentingnya dengan kitab-kitab Smrti yang lainnya. Kitab Upa Weda terdiri dari beberapa cabang ilmu, antara lain sebagai berikut :

v  Itihasa
Itihasa adalah karya sastra yang bersifat spiritual, dimana ceritanya penuh filsafat, roman, kewiraan, dan mitologi sehingga memberi sifat kekhasan sebagai sastra spiritual. Idealisme yang ada dalam kitab itihasa itu berpegang teguh kepada Dharma, sifat-sifat kepemimpinan dengan asas Astabrata. Kitab Itihasa secara tradisional terdiri dari kitab Ramayana (terdiri dari 7 kanda) dan Mahabharata (terdiri dari 18 parwa). Kedua kitab ini sangat terkenal di dunia dan digubah kedalam sastra jawa kuno yang sangat indah. Ceritanya banyak diambil dalam bentuk drama, pewayangan,seni pahat, seni lukis dan sebagainya.
§  Ramayana ditulis oleh Mpu Walmiki. Menurut tradisi, kejadian yang dilukiskan didalam Ramayana menggambarkan kehidupan pada zaman Tretayuga, tetapi menurut para ahli lainnya, Ramayana telah selesai ditulis sebelum tahun 500SM. Diduga ceritanya telah populer sejak 3100SM. Ramayana merupakan epos yang ditulis dalam bentuk stansa meliputi 24.000 buah stansa. Seluruh isi dikelompokkan kedalam tujuh kanda yaitu Bala Kanda, Ayodnya Kanda, Aranya Kanda, Kiskindha Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Uttara Kanda. Kitab ini dikenal sebagai adikawya, sedangkan dalam berbagai bentuk versi baru, seperti Ramayana Tatwa Padika ditulis oleh Maheswaratirtha, Amrtakataka oleh Sri Rama, dan Kekawin Ramayana oleh Mpu Yogiswara.
§   Mahabharata yang sering disebut dengan istilah "wiracarita" terdiri atas 100.000 ribu sloka dan dibagi menjadi 18 parwa, sehingga disebut asta dasa parwa. Menurut tradisi, kejadian Bharatayudha diperkirakan pada permulaan zaman Kaliyuga. Kitab Mahabharata menceritakan kehidupan keluarga bharata dan isinya menggambarkan pecahnya perang saudara antara pandawa dengan korawa. Kitab ini meliputi 18 buah parwa, yaitu Adi Parwa, Sabha Parwa, Wana Parwa, Wirata Parwa, Udyoga Parwa, Bhisma Parwa, Drona Parwa, Karna Parwa, Satya Parwa, Sampti kaparwa, Stri Parwa, Santri Parwa, Amsasana Parwa, Aswamedhi Kaparwa, Asramawasi Kaparwa, Mausala Parwa, Mohaprasthani Kaparwa, Swargarohana Parwa. Parwa ke-12 merupakan parwa terpanjang yang meliputi 14.000 stana. Mahabharata ditulis oleh Bhagawan Wyasa.

v  Purana
Kitab Purana adalah bagian dari kitab-kitab Upaweda. Kitab Purana memuat ajaran suci dalam cerita-cerita kuno dan perumpamaan untuk memudahkan penerapan dan pengertian yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari serta bagi mereka yang tingkat pikirannya belum tinggi. Juga menceritakan tentang "Case Low" pembuktian hukum yang pernah dijalankan. Sejarah penulisan Purana dimulai pada tahun 500 SM. Dan mencapai kesempurnaan pada tahun 600 SM, ketika Maharaja Harsa Wardana yang memerintah Negara Aryawarta.
Kitab-kitab purana sangat penting karena bermanfaat untuk memahami garis-garis besar isi Weda. Menurut Wisnu Purana III.6.24, suatu purana yang lengkap dan baik memuat lima macam pokok isi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
*      cerita tentang penciptaan dunia.
*      cerita tentang bagaimana tanda dan terjadinya pralaya.
*      cerita yang menjelaskan silsilah dewa-dewa dan bhatara.
*       cerita mengenai zaman manu atau manwantara.
*      cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti surya wangsa dan candra wangsa.

Isi kitab-kitab purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tata cara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra ke tempat-tempat suci. Adapun peranan penting dari purana ialah karena kitab-kitab ini memuat pokok-pokok ajaran mengenai ketuhanan.
v  Artha Sastra

Kitab Artha Sastra berisikan tentang pokok-pokok pemikiran bidang ilmu politik atau ilmu pemerintahaan negara. Artha Sastra sebagai bagian dari kitab Upa Weda, ditulis oleh Bhagawan Brhaspati

v  Ayur Weda
Kitab Ayur Weda adalah kelompok kitab Upa Weda yang isinya menguraikan tentang bidang ilmu kedokteran atau kesehatan baik rohani maupun jasmani. Adapun nama kitab yang termasuk kelompok kitab ayur weda adalah kitab Caraka Samhita, Susruta Samhita, Kasyapa Samhita, Astanggahrdaya, Yogasara, dan Kama Sutra.
Berdasarkan materi yang terdapat dalam kitab Ayur Weda maka isi kitab Ayur Weda meliputi delapan bidang ajaran umum, yaitu sebagai berikut :
1.       Salya adalah ajaran mengenai ilmu bedah.
2.       Salkya adalah ajaran mengenai ilmu penyakit.
3.        Kayakitsa adalah ajaran mengenai ilmu obat-obatan.
4.        Bhuta Widya adalah ajaran mengenai ilmu psikoterapi.
5.       Kaumara Bhrtya adalah ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak dan merupakan dasar bagi ilmu jiwa anak-anak.
6.       Agada Tantra adalah ajaran mengenai ilmu toksikologi.
7.        Rasayamatantra adalah ajaran mengenai ilmu muhjizat.
8.       Wajikarana Tantra adalah ajaran mengenai ilmu jiwa remaja.

v  Gandharwa Weda
Kitab Gandharwa Weda merupakan bagian dari kitab-kitab Upa Weda. Gandharwa Weda sebagai kitab Smrti, juga memiliki beberapa bagian kitab, seperti: Natya Sastra, Natya Wedagama, Dewa Dasa Sahasri, Rasarnawa, dan Rasaratnasamucaya. Kitab Gandharwa Weda isinya menguraikan tentang berbagai aspek cabang ilmu seni.

v  Kama Sastra
Kama Sastra sebagai bagian dari jenis kitab Upa Weda isinya menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Didalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup, umat Hindu dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang Hayng Widhi, hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah/bernilai positif adanya. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.

v  Agama
Kitab agama itu baru ada setelah agama hindu ada dan berkembang di dunia. menurut Weda, agama Hindu dapat dipelajari ole seluruh umat manusia.




BAB III  PENUTUP

@Kesimpulan :
Veda berasal dari bahasa Sanskerta, berasal dari kata “Vid” yang artinya ilmu pengetahuan. Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.
Sumber hukum hindu menurut kitab Manawa dharmasastra
§  Weda (Sruti).
Dalam ajaran agama Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti.Weda diyakini sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Setelah tulisan ditemukan, para Rsi menuangkan ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.
§  Smrti (Dharmasastra).
Smrti (Dharmasastra) adalah Weda juga, karena kedudukannya dipersamakan dengan Weda.
§  Sila (tingkah laku orang suci).
§  Acara (Sadacara).
Sadacara berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Sat dan Acara. Sat adalah Satya yang berarti kebenaran Weda dan Acara artinya tradisi yang baik.
§  Atmatusti (Amanastuti).
Atmanastusti adalah tercapainya kepuasan diri dan kebahagiaan rohani baik dalam upacara yadnya maupun dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Implementasi Atmanastusti dalam kehidupan masyarakat Bali, misalnya dalam sebuah paruman desa adat.

@Saran :
Dalam melaksanakan Dharma agama, umat Hindu menjadikan kitab suci Wedasebagai sumber ajaran/pedoman hidup. Orang yang yakin dengan ajaran ini akan berfikirseribu kali untuk berbuat dosa karena takut akan hasil yang diterima. Mereka akanmemegang teguh Dharma sebagai pedoman hidup untuk dapat menciptakan kehidupanyang harmonis, bahagia, lahir, dan batin.Upaya-upaya yang harus dilakukan umat Hindu untuk menegakkan hukum adalahmelaksanakan ajaran agamanya dengan baik, seperti melaksanakan Panca Sradha, TriKaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan ajaran etika lainnya. Hukum Hindu merupakanbagian dari hukum nasional dan berlakunya bagi semua umat Hindu di Indonesiasepanjang ketentuan tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Daftar Pustaka :