Rabu, 12 Oktober 2016

Cara Menghilangkan Virus Shortcut di Flashdisk

Cara Menghilangkan Virus Shortcut di Flashdisk

  • Tancap atau colokan Flashdisk ke komputer kemudian buka Flashdisk tersebut.
  • Klik "Organize" lalu klik "Folder and search options".
  • Aktifkan "Show hidden files, folders, and drives" lalu unchecklist pada "Hide protected operating system files (Recommended)". Jika muncul notice seperti di bawah, Klik "Yes".
  • Nah, biasanya sampai sini folder yang disembunyikan oleh virus sudah kembali muncul. Hanya saja masih berstatus semi-hidden.
  • Untuk menormalkannya kembali, silahkan buka CMD (Command Prompt). Setelah terbuka, ketik lokasi dimana Flashdisk berada, misal: Drive H, berarti ketik H:
  • Selanjutnya, ketikan attrib -s -r -h /s /d di CMD, seperti gambar di bawah. Kemudian tekan Enter.
  • Sekarang cek Flashdisk kamu, apakah semua folder sudah kembali normal lagi. Jika sudah, silahkan hapus folder yang menurut kamu aneh dan tidak jelas.
Sejatinya, cara di atas hanya berlaku untuk mengembalikan folder yang disembunyikan oleh virus shortcut dan menghilangkan virus shortcut secara sementara. Jika Flashdisk kembali dicolokan ke komputer yang terinfeksi virus shortcut, bisa jadi hal serupa akan terjadi lagi.
Cara paling ampuh untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan Antivirus. Kamu bisa melakukan Full Scan terhadap setiap Drive yang ada, termasuk Flashdisk.
sumber:https://jalantikus.com/tips/cara-menghilangkan-virus-shortcut-di-flashdisk/

Selasa, 04 Oktober 2016

KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

 Kata baku dan tidak baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya digunakan dalam kalimat resmi( lisan dan tertulis). Misalnya pada surat lamaran kerja, tulisan ilmiah, pidato resmi, pertemuan resmi, acara kenegaraan, tulisan artikel majalah dan lain sebagainya.
                  Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Biasanya kata tidak baku dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu:
1)    Pemakai bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata-kata yang dimaksud
2)    Pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan kata tidak baku
3)    Pemakai bahasa tidak baku akan selalu ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri.


Contoh kata baku dan tidak baku

Kata Baku
Kata Tidak Baku
Apotek
Apotik
Fitnah
Pitnah
Silakan
Silahkan
Cenderamata
Cinderamata
Telur
Telor
Nasihat
Nasehat
Aktif
Aktip
Teknik
Tehnik
Paspor
Pasport
Objek
Obyek
Peduli
Perduli
Telantar
Terlantar
Kata Baku
Kata Tidak Baku
Apotek
Apotik
Fitnah
Pitnah
Silakan
Silahkan
Cenderamata
Cinderamata
Telur
Telor
Nasihat
Nasehat
Aktif
Aktip
Teknik
Tehnik
Paspor
Pasport
Objek
Obyek
Peduli
Perduli
Telantar
Terlantar

KALIMAT BERNALAR

Kalimat Bernalar

Suka dengar kalimat "Yang Membawa HP Harap Dimatikan" atau "Bagi yang Membawa HP Tolong Dimatikan"? 
Nah, kalimat demikian tidak logis.  Masa yang membawa HP mau dibunuh?
Maksudnya sih, kita paham, diharapkan hadirin yang membawa HP mematikan HP-nya. Gitu 'kan? Maka, kalimat logisnya: Hadirin yang membawa HP, diharap mematikan HP-nya. 
Kalimat bernalar atau logis artinya kalimat yang sesuai dengan logika, benar menurut penalaran atau masuk akal.
Kalimat  "Hati-hati banyak kecelakaan" kenapa tidak logis?
Jawab: Yang benar/logis: "Hati-hati, sering terjadi kecelakaan". Kalau "banyak kecelakaan", mana kecelakaannya? gak kelihatan di sana 'kan?

Contoh Kalimat Logis:
·         Saya mengajarkan mata kuliah Jurnalistik di kampus.
·         Kepada Bapak Asep, kami persilakan.
·         Hati-Hati, Sering Terjadi Kecelakaan
·         Lalu-Lintas di Jalan Raya Macet
Contoh Kalimat Tidak Logis:
·         Saya mengajar mata kuliah Jurnalistik di kampus. Tidak logis karena yang diajar mata kuliah, bukan mahasiswa. 
·         Waktu dan tempat kami persilakan. Tidak logis karena yang dipersilakan waktu dan tempat, bukan pembicara.
·         Hati-Hati Banyak Kecelakaan. Tidak logis: mana kecelakannya? katanya banyak!
·         Jalannya macet. Lho, emang jalan bisa macet?  Macet = terhenti, tidak lancar. Yang terhenti 'kan kendaraan, bukan jalannya! Yang logis: lalu-lintas macet.

Contoh lain, dalam surat undangan biasanya ada kalimat seperti ini: "...atas kehadirannya kami sampaikan terima kasih..." Itu kalimat tidak logis. Yang diundang 'kan bukan "nya" (orang ketiga), tapi "orang kedua" (yang menerima/membaca undangan).

KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF

Kalimat efektif dan tidak efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang bisa mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/ arti serta tujuannya seperti yang dimaksud penulis atau pembaca. Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat meyampaikan informasi secara tepat.
·         Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca
·         Singkat, artinya hemat dalam penggunaan kata
·         Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku
Ciri-ciri kalimat efektif:
v  Kesepadanan
Adalah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat terlihat dari kesatuan pokok pikiran suatu kalimat yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Cirri-ciri kesepadanan suatu kalimat adalah:
*        Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas
*        Tidak terdapat subjek yang ganda
*        Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
*        Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang”
Contoh :
·         Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah (salah)
·         Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah (Benar)
·         Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen (salah)
·         Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
v  Kesejajaran
Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika yang pertama memakai verba, bentuk yang kedua juga harus memakai verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
·         Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
·         Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
v  Ketegasan
Adalah suatu penekanan atau penonjolan terhadap suatu ide pokok dari suatu kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a.     Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat(awal kalimat)
·         Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
b.     Membuat urutan kata yang bertahap
·         Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c.     Melakukan pengulangan kata (repetisi)
·         Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan
d.     Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
·         Anak itu bodoh, tetapi pintar
e.     Mempergunakan partikel penegasan seperti: -lah, -pun, dan –kah
·         Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
v  Kehematan
Adalah menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap perlu saja, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Yang harus diperhatikan dalam penghematan kata:
*        Menghilangkan pengulangan subjek
*        Menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata
*        Menghindari sinonim dalam satu kalimat
*        Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
·         Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku (salah)
·         Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku (benar)
·         Dia mengenakan topi warna hitam (salah)
·         Dia mengenakan topi hitam (benar)
v  Kecermatan
Adalah tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata
·         Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah(salah)
·         Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah(benar)
·         Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah(benar)
v  Kepaduan
Adalah menggunakan paduan kata supaya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah
Yang harus diperhatikan dalam kepaduan kalimat yaitu:
*        Kalimat tidak bertele-tele
*        Kalimat menggunakan pola aspek+agen+verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif personal
*        Kalimat tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita
Contoh:
·         Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu (salah)
·         Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan(benar)
v  Kelogisan
Adalah masuk akal, artinya bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami sesuai dengan ejaan yang berlaku
·         Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini(salah)
·         Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini (benar)
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif. Ada beberapa penyebab mengapa muncul kalimat tidak efektif, diantaranya:
1.      Struktur kalimat yang tidak kompak
Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan subjek dan predikat secara benar dan kompak. Ketidakjelasan subjek dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan dalam, untuk, bagi, di pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat. Contoh:
*        Bagi semua siswa harus memahami uraian berikut ini.
Dalam pembahasan ini menyajikan contoh nyata.
Sebagai contoh dari uraian di atas adalah perkalian di bawah ini
*kalimat di atas menjadi tidak efektif karena unsurnya tidak lengkap
2.     Kalimat tidak paralel
Keparalelan itu tampak pada jenis kata yang digunakan sebagai suatu yang parallel dengan memiliki unsur atau jenis kata yang sama. Contoh:
*        Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, kelengkapan materi yang harus dilampirkan, penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan simpulan hasil pengujian.
*ketidakefektifan kalimat tersebut karena memfaralelkan jenis kata menyusun, dengan kelengkapan, penggambaran, dan simpulan. Kalimat tersebut memfaralelkan ‘kegiatan’ sebagai verba. Misalnya kata menyusun seharusnya berfaralel dengan melampirkan, menggambarkan, dan menyimpulkan.
3.     Kalimat bertele-tele
Kalimat hemat memiliki cirri kalimat yang menghindari pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi dan penjamakan kata yang sudah bermakna jamak. Contoh:
*        Air raksa ini harus dicampur dengan kain warna merah
*kalimat tersebut menggunakan kata bermakna hiponimi yaitu kata warna dan merah (merah merupakan salah satu warna, sehingga tidak perlu menggunakan kata warna)
4.     Kalimat tidak berpadu
Biasanya terjadi karena salah dalam menggunakan verba(kata kerja) atau preposisi(kata depan) secara tidak tepat. Contoh:
*        Segala usulan yang disampaikan itu kami akan pertimbangkan
*materi yang sudah diungkapkan dari pembaca awal akan dibahas kembali pada pertemuan yang akan datang. Penggunaan kata yang “akan” yang menyelip di antara subjek dengan predikat pada kalimat menjadikannya tidak efektif.
5.     Kalimat kurang logis
Ketidaklogisan kalimat terjadi karena pemilihan kata atau ejaan yang salah. Contoh
*        Untuk mempersingkat waktu, marilah kita bersama-sama mulai mengerjakan tugas tersebut.
*kalimat di atas memiliki makna yang tidak mungkin waktu dipersingkat, kecuali acara yang dipersingkat atau waktu yang dihemat.
6.     Kontaminasi
Kontaminasi yang berarti merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah. Contoh:
*        Sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)
7.     Pleonasme
Artinya berlebihan atau kalimat yang kata-katanya tumpang-tindih. Contoh:
*        Agar supaya(agar bersinonim dengan supaya)
*        Para hadirin(hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
8.     Tidak memiliki subjek
Contoh:
*        Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO)
*        Buah mangga mengandung vitamin C. (SPO)
9.     Adanya kata depan tidak perlu
Contoh:
*        Kepada siswa kelas 11 berkumpul di aula
10.   Salah nalar
Contoh:
*        Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
11.    Kesalahan pembentukan kata
Contoh:
*        Menyampingkan seharusnya mengesampingkan
*        Mensoal seharusnya menyoal
*        Sejarawan seharusnya ahli sejarah
12.   Pengaruh bahasa asing
Contoh:
*        Sebab-sebab daripada perselisihan..(cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
13.   Pengaruh bahasa daerah
Contoh:

*        ….sudah pada hadir (jawa:wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)