Rabu, 21 Desember 2016
Rabu, 12 Oktober 2016
Cara Menghilangkan Virus Shortcut di Flashdisk
Cara Menghilangkan Virus Shortcut di Flashdisk
- Tancap atau colokan Flashdisk ke komputer kemudian buka Flashdisk tersebut.
- Klik "Organize" lalu klik "Folder and search options".
- Aktifkan "Show hidden files, folders, and drives" lalu unchecklist pada "Hide protected operating system files (Recommended)". Jika muncul notice seperti di bawah, Klik "Yes".
- Nah, biasanya sampai sini folder yang disembunyikan oleh virus sudah kembali muncul. Hanya saja masih berstatus semi-hidden.
- Untuk menormalkannya kembali, silahkan buka CMD (Command Prompt). Setelah terbuka, ketik lokasi dimana Flashdisk berada, misal: Drive H, berarti ketik H:
- Selanjutnya, ketikan attrib -s -r -h /s /d di CMD, seperti gambar di bawah. Kemudian tekan Enter.
- Sekarang cek Flashdisk kamu, apakah semua folder sudah kembali normal lagi. Jika sudah, silahkan hapus folder yang menurut kamu aneh dan tidak jelas.
Sejatinya, cara di atas hanya berlaku untuk mengembalikan folder yang disembunyikan oleh virus shortcut dan menghilangkan virus shortcut secara sementara. Jika Flashdisk kembali dicolokan ke komputer yang terinfeksi virus shortcut, bisa jadi hal serupa akan terjadi lagi.
Cara paling ampuh untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan Antivirus. Kamu bisa melakukan Full Scan terhadap setiap Drive yang ada, termasuk Flashdisk.
sumber:https://jalantikus.com/tips/cara-menghilangkan-virus-shortcut-di-flashdisk/
Selasa, 04 Oktober 2016
KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
Kata baku dan tidak baku
Kata baku adalah kata yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Sumber utama yang telah ditentukan dalam
pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku
umumnya digunakan dalam kalimat resmi( lisan dan tertulis). Misalnya pada surat
lamaran kerja, tulisan ilmiah, pidato resmi, pertemuan resmi, acara kenegaraan,
tulisan artikel majalah dan lain sebagainya.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Biasanya kata tidak baku dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu:
1) Pemakai bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata-kata yang dimaksud
2) Pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan kata tidak baku
3) Pemakai bahasa tidak baku akan selalu ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Biasanya kata tidak baku dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu:
1) Pemakai bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata-kata yang dimaksud
2) Pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan kata tidak baku
3) Pemakai bahasa tidak baku akan selalu ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri.
Contoh kata baku dan tidak baku
Kata Baku
|
Kata Tidak Baku
|
Apotek
|
Apotik
|
Fitnah
|
Pitnah
|
Silakan
|
Silahkan
|
Cenderamata
|
Cinderamata
|
Telur
|
Telor
|
Nasihat
|
Nasehat
|
Aktif
|
Aktip
|
Teknik
|
Tehnik
|
Paspor
|
Pasport
|
Objek
|
Obyek
|
Peduli
|
Perduli
|
Telantar
|
Terlantar
|
Kata Baku
|
Kata Tidak Baku
|
Apotek
|
Apotik
|
Fitnah
|
Pitnah
|
Silakan
|
Silahkan
|
Cenderamata
|
Cinderamata
|
Telur
|
Telor
|
Nasihat
|
Nasehat
|
Aktif
|
Aktip
|
Teknik
|
Tehnik
|
Paspor
|
Pasport
|
Objek
|
Obyek
|
Peduli
|
Perduli
|
Telantar
|
Terlantar
|
KALIMAT BERNALAR
Kalimat Bernalar
Suka
dengar kalimat "Yang Membawa HP Harap Dimatikan" atau
"Bagi yang Membawa HP Tolong Dimatikan"?
Nah, kalimat demikian tidak logis. Masa yang membawa HP mau dibunuh?
Nah, kalimat demikian tidak logis. Masa yang membawa HP mau dibunuh?
Maksudnya sih,
kita paham, diharapkan hadirin yang membawa HP mematikan HP-nya. Gitu 'kan?
Maka, kalimat logisnya: Hadirin yang membawa HP, diharap mematikan
HP-nya.
Kalimat
bernalar atau logis artinya kalimat yang sesuai dengan logika, benar menurut
penalaran atau masuk akal.
Kalimat "Hati-hati banyak
kecelakaan" kenapa tidak logis?
Jawab:
Yang benar/logis: "Hati-hati, sering terjadi kecelakaan". Kalau
"banyak kecelakaan", mana kecelakaannya? gak kelihatan di sana 'kan?
Contoh
Kalimat Logis:
·
Saya mengajarkan mata
kuliah Jurnalistik di kampus.
·
Kepada
Bapak Asep, kami persilakan.
·
Hati-Hati,
Sering Terjadi Kecelakaan
·
Lalu-Lintas
di Jalan Raya Macet
Contoh
Kalimat Tidak Logis:
·
Saya mengajar mata kuliah Jurnalistik di kampus. Tidak logis karena
yang diajar mata kuliah, bukan mahasiswa.
·
Waktu dan tempat kami persilakan. Tidak logis karena
yang dipersilakan waktu dan tempat, bukan pembicara.
·
Hati-Hati Banyak Kecelakaan. Tidak logis: mana
kecelakannya? katanya banyak!
·
Jalannya macet. Lho, emang jalan bisa macet? Macet =
terhenti, tidak lancar. Yang terhenti 'kan kendaraan, bukan jalannya! Yang logis:
lalu-lintas macet.
Contoh
lain, dalam surat undangan biasanya ada kalimat seperti ini: "...atas
kehadirannya kami sampaikan terima kasih..." Itu kalimat tidak logis.
Yang diundang 'kan bukan "nya" (orang ketiga), tapi "orang
kedua" (yang menerima/membaca undangan).
KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF
Kalimat efektif dan tidak efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang bisa mewakili gagasan
pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/ arti serta tujuannya
seperti yang dimaksud penulis atau pembaca. Kalimat efektif adalah kalimat yang
padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat meyampaikan informasi secara tepat.
·
Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca
·
Singkat, artinya hemat dalam penggunaan kata
·
Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang
berlaku
Ciri-ciri kalimat efektif:
v Kesepadanan
Adalah keseimbangan antara gagasan dan
struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat terlihat dari kesatuan
pokok pikiran suatu kalimat yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Cirri-ciri kesepadanan suatu kalimat adalah:




Contoh
:
·
Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini
diwajibkan untuk membayar uang kuliah (salah)
·
Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini
diwajibkan untuk membayar uang kuliah (Benar)
·
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen (salah)
·
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para
dosen
v Kesejajaran
Adalah
kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika yang
pertama memakai verba, bentuk yang kedua juga harus memakai verba. Jika kalimat
pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
·
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya
ke pinggir jalan.
·
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya
ke pinggir jalan.
v Ketegasan
Adalah
suatu penekanan atau penonjolan terhadap suatu ide pokok dari suatu kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat(awal kalimat)
·
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat
membicarakan lagi soal ini.
b. Membuat urutan
kata yang bertahap
·
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c. Melakukan
pengulangan kata (repetisi)
·
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat
mengharukan
d. Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
·
Anak itu bodoh, tetapi pintar
e. Mempergunakan
partikel penegasan seperti: -lah, -pun, dan –kah
·
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
v Kehematan
Adalah
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap perlu saja, tetapi
tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Yang harus diperhatikan dalam penghematan
kata:




Contoh:
·
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar
bersama di rumahku (salah)
·
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar
bersama di rumahku (benar)
·
Dia mengenakan topi warna hitam (salah)
·
Dia mengenakan topi hitam (benar)
v Kecermatan
Adalah
tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata
·
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah(salah)
·
Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah(benar)
·
Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu
menerima hadiah(benar)
v Kepaduan
Adalah
menggunakan paduan kata supaya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah
Yang
harus diperhatikan dalam kepaduan kalimat yaitu:



Contoh:
·
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian
kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu
(salah)
·
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang
kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan(benar)
v Kelogisan
Adalah
masuk akal, artinya bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami sesuai
dengan ejaan yang berlaku
·
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara
ini(salah)
·
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini
(benar)
Kalimat
tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki sifat-sifat
yang terdapat pada kalimat efektif. Ada beberapa penyebab mengapa muncul
kalimat tidak efektif, diantaranya:
1.
Struktur kalimat yang tidak kompak
Kalimat yang baik adalah kalimat yang
menggunakan subjek dan predikat secara benar dan kompak. Ketidakjelasan subjek
dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan
dalam, untuk, bagi, di pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek
kalimat. Contoh:

Dalam
pembahasan ini menyajikan contoh nyata.
Sebagai
contoh dari uraian di atas adalah perkalian di bawah ini
*kalimat
di atas menjadi tidak efektif karena unsurnya tidak lengkap
2. Kalimat
tidak paralel
Keparalelan itu tampak pada jenis kata yang
digunakan sebagai suatu yang parallel dengan memiliki unsur atau jenis kata
yang sama. Contoh:

*ketidakefektifan
kalimat tersebut karena memfaralelkan jenis kata menyusun, dengan kelengkapan,
penggambaran, dan simpulan. Kalimat tersebut memfaralelkan ‘kegiatan’ sebagai
verba. Misalnya kata menyusun seharusnya berfaralel dengan melampirkan,
menggambarkan, dan menyimpulkan.
3. Kalimat
bertele-tele
Kalimat hemat memiliki cirri kalimat yang
menghindari pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi dan penjamakan kata yang
sudah bermakna jamak. Contoh:

*kalimat
tersebut menggunakan kata bermakna hiponimi yaitu kata warna dan merah (merah
merupakan salah satu warna, sehingga tidak perlu menggunakan kata warna)
4. Kalimat
tidak berpadu
Biasanya terjadi karena salah dalam
menggunakan verba(kata kerja) atau preposisi(kata depan) secara tidak tepat.
Contoh:

*materi
yang sudah diungkapkan dari pembaca awal akan dibahas kembali pada pertemuan
yang akan datang. Penggunaan kata yang “akan” yang menyelip di antara subjek
dengan predikat pada kalimat menjadikannya tidak efektif.
5. Kalimat
kurang logis
Ketidaklogisan kalimat terjadi karena
pemilihan kata atau ejaan yang salah. Contoh

*kalimat
di atas memiliki makna yang tidak mungkin waktu dipersingkat, kecuali acara
yang dipersingkat atau waktu yang dihemat.
6. Kontaminasi
Kontaminasi yang berarti merancukan 2
struktur benar 1 struktur salah. Contoh:

7. Pleonasme
Artinya berlebihan atau kalimat yang
kata-katanya tumpang-tindih. Contoh:


8. Tidak
memiliki subjek
Contoh:


9. Adanya
kata depan tidak perlu
Contoh:

10. Salah
nalar
Contoh:

11. Kesalahan
pembentukan kata
Contoh:



12. Pengaruh
bahasa asing
Contoh:

13. Pengaruh
bahasa daerah
Contoh:

Langganan:
Postingan (Atom)